Daftar Blog Saya

Kamis, 12 April 2012

BEBERAPA PENGARUH CAHAYA LAMPU PADA SAAT TIDUR

Jika kamu takut tidur malam dalam kamar yang gelap mulailah untuk melatihnya. Tidur dengan lampu mati sangat baik buat kesehatan tubuh dan bisa mencegah beberapa penyakit serius seperti kanker payudara dan kanker prostat. Tidur malam dalam kamar yang gelap benar- benar bermanfaat buat tubuh. Ahli biologi Joan Robert mengatakan tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat. Sayangnya, hormon melatonin ini tidak akan muncul jika orang tidur malam hari dengan lampu menyala. Adanya cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin akan berhenti. Dengan mematikan lampu ketika tidur malam hari bukan hanya menghemat energi tapi juga meningkatkan kesehatan tubuh. Maka itu tidur malam sambil nonton TV juga sangat tidak disarankan. Praktisi kesehatan lainnya, Lynne Eldridge M.D yang juga penulis buku 'Avoiding Cancer One Day At A Time' juga menuliskan perempuan buta 80 persen lebih kecil terkena risiko kanker payudara dibanding rata-rata perempuan lain. Diduga faktor hormon melatonin yang banyak ditubuhnya karena penglihatan yang gelap membuatnya punya daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Pentingnya tidur malam hari dengan mematikan lampu baru-baru ini juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris dan Israel. Peneliti menemukan ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker. Para ilmuwan mengklaim jika seseorang terbangun di malam hari dan menyalakan lampu selama beberapa detik, maka bisa menyebabkan perubahan biologis yang mungkin mengarah ke kanker. pada penelitian terbaru ini menunjukkan paparan jangka pendek juga bisa dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. "Orang-orang yang bangun di malam hari disarankan untuk tidak menyalakan lampu. Kami percaya bahwa setiap kali menyalakan cahaya buatan pada malam hari akan memiliki dampak pada jam biologis tubuh, karena ini adalah mekanisme yang sensitif," ujar Dr Rachel Ben-Sclomo dari University of Haifa, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (13/4/2010). selain itu masih ada pengaruh lain seperti ini Terlalu banyak cahaya di malam hari ternyata menyebabkan kenaikan berat badan, demikian seperti dilaporkan sebuah penelitian. Para peneliti tersebut menemukan bahwa tikus yang terkena cahaya redup di malam hari selama delapan pekan memiliki berat badan sekira 50 persen lebih besar ketimbang tikus lain yang tidur dengan penerangan gelap atau standar. “Meskipun tidak ada perbedaan tingkat konsumsi sehari-hari dari makanan, tikus yang hidup dengan cahaya berlebih di malam hari cenderung lebih gemuk dari tikus yang lain,” ujar Laura Fonken, penulis utama studi ini dan seorang peneliti di Ohio State University, seperti dirilis Times of India. Penelitian yang muncul dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengatakan, kenaikan berat badan ternyata bisa disebabkan karena cahaya yang memiliki efek pada metabolisme. “Cahaya berlebih di malam hari membuat tikus ingin makan dan akhirnya berpengaruh pada metabolisme tubuh mereka,” kata Randy Nelson, rekan penulis studi dan profesor ilmu saraf dan psikologi di Ohio State. “Jika hasil ini dikaitkan dengan manusia, akan menunjukkan bahwa makan di malam hari menimbulkan ancaman obesitas”, tambahnya. Dalam penelitian lain, Nelson kembali melakukan percobaan pada tikus yang memeroleh sekira 12 gram bobot tubuh lebih dan bagi tikus yang hanya berada dalam siklus gelap standar. Nelson mendapati, tikus yang berada dalam cahaya terang konstan dalam urusan bobot lebih ketimbang tikus yang berada dalam selimut kegelapan. Namun Nelson mengatakan bahwa tikus yang terkena cahaya redup perbandingannya lebih penting ketika bandingkan dengan manusia. Dalam penelitian tersebut, tikus yang terkena cahaya redup tidak makan lebih dari yang lain, tapi mereka mengonsumsi lebih banyak makanan pada malam hari. Karena waktu makan masih tampak signifikan, para peneliti pun melakukan studi kedua yakni dengan mengubah makanan yang tersedia setiap saat. Makanan dibatasi saat tikus-tikus biasanya cenderung aktif atau ketika mereka biasanya akan istirahat. Nelson menemukan, tikus yang terkena cahaya redup di malam hari tidak memiliki potensi lebih dalam penambahan bobot tubuh karena makanan mereka terbatas pada saat mereka sedang aktif. “Ketika kami membatasi asupan makanan mereka, biasanya mereka akan makan, tapi kami tidak melihat kenaikan berat badan. Hal ini semakin menambah bukti bahwa waktu makan berkaitan erat denga berat badan,” kata Fonken. Para peneliti mengatakan bahwa temuan memang menawarkan petunjuk penyebab epidemik obesitas di negara-negara Barat. “Cahaya di malam hari dan faktor lingkungan ternyata dapat berkontribusi lebih terhadap epidemik obesitas dengan cara yang tidak diharapkan. Obesitas yang terjadi di masyarakat berkorelasi dengan sejumlah faktor termasuk tingkat paparan cahaya di malam hari,” kata Nelson. Dia mengatakan penggunaan komputer jangka panjang dan juga televisi dapat berpengaruh dengan kegemukan, tetapi hal tersebut dikarenakan kurangnya aktivitas fisik. “Orang yang menggunakan komputer dan menonton televisi lebih banyak di malam hari cenderung membarenginya dengan aktivitas makan di waktu yang salah. Alhasil, kebiasaan tersebut pun mengganggu jalannya metabolisme mereka,” kata Nelson. Akhirnya, menjaga berat badan memang memerlukan asupan kalori dan dibarengi dengan aktivitas fisik tinggi. Selain itu perhatikan juga faktor lingkungan yang bisa jadi penyebab kenaikan bobot tubuh. Itulah sebabnya mengapa beberapa orang yang menjaga keseimbangan energi mereka cenderung tak bermasalah dengan berat badan. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin. Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya. Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa“Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal. Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia yang diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur. Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara. Pada kenyataannya, orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Oleh karena itu, para orang tua disarankan untuk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan. Selain penjelasan diatas masih banyak lagi pengaruh2 lainnya..jadi lebih baik mematikan lampu pada saat kita mau tidur..okkeh.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar