Daftar Blog Saya

Kamis, 29 Maret 2012

PeNgaRuh stRez teRhDap sistem iMuN

Tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan alami pada stres jangka pendek. Namun, bila stres berlangsung dalam jangka panjang, ini bisa jadi "lampu merah" bagi tubuh karena membuat tubuh jadi rentan pada penyakit. Dengan kata lain, stres sangat merugikan tubuh. Apa saja kerugian yang ditimbulkan oleh stres? Saraf Dalam menghadapi sesuatu yang mengancam, tubuh dan pikiran kita punya respons melawan atau ikut terseret. Respons itu dimulai sebagai berikut: Saat kita stres, bagian saraf simpatetik dalam otak akan mengirim hormon adrenalin, hormon kortisol, dan hormon-hormon stres lainnya. Masalahnya, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka hormon-hormon tadi bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar sehingga kita rentan depresi. Endokrin Hormon stres akan memicu organ hati (liver) untuk memproduksi lebih banyak lagi gula darah supaya Anda punya cadangan energi untuk berjaga-jaga pada kondisi bahaya. Stres dimaknai oleh tubuh sebagai kondisi bahaya. Namun, jika "bahaya" itu merupakan sebuah dilema jangka panjang dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terkena diabetes, maka glukosa darah yang tinggi ini akan mempercepat terjadinya diabetes. Pernapasan Pada saat Anda merasa sangat emosional dan stres, Anda akan mendapati bahwa napas menjadi cepat atau justru pendek-pendek dan tersengal. Jika kondisi ini sering terjadi, maka ketegangan pada sistem pernapasan akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi saluran napas atas. Kardiovaskular Ketegangan yang bersifat sesaat, seperti menghadapi wawancara kerja, akan membuat jantung berdetak lebih kencang dan tekanan darah naik. Nah, jika stres jangka panjang, maka hal itu bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan kadar kolesterol sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit jantung atau stroke. Reproduksi Panjang pendeknya siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh stres. Stres yang tinggi bisa membuat bakteri vagina lebih senang berkembang biak. Pada ibu hamil, kondisi ini bisa meningkatkan risiko asma dan alergi pada anak. Sistem imun Stres jangka pendek sebenarnya ada manfaatnya juga, yakni meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, stres yang terus berlanjut bisa membuat kondisi jadi berbalik, yakni memperlambat proses penyembuhan, membuat tubuh rentan infeksi, serta memperburuk kondisi kulit, seperti jerawat, eksim, atau gatal. Pencernaan Bila Anda merasa mual, perut kembung, dan terasa terbakar, boleh jadi itu bukan karena salah makan. Penelitian menunjukkan bahwa stres bisa merangsang otot-otot perut dan bisa menyebabkan sembelit atau diare. Otot-otot Sering merasa pegal-pegal di punggung dan leher atau sakit kepala? Coba cek apakah akhir-akhir ini Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda stres. Pasalnya, saat tubuh berada dalam kondisi terancam, otot akan ikut meresponsnya. Tak heran bila persendian ikut tegang. Dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia stres merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh. Para ahli menggolongkan dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia dalam sejumlah kelompok utama sebagaimana berikut: - Cemas dan Panik: Suatu perasaan yang menyebabkan peristiwa tidak terkendali. - Mengeluarkan keringat yang semakin lama semakin banyak - Perubahan suara: Berbicara secara gagap dan gugup - Aktif yang berlebihan: Pengeluaran energi yang tiba-tiba, pengendalian diabetik yang lemah - Kesulitan tidur: Mimpi buruk - Penyakit kulit: Bercak, bintik-bintik, jerawat, demam, eksim dan psoriasis . - Gangguan saluran pencernaan: Salah cerna, mual, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan - Penegangan otot: gigi yang bergesekan atau terkunci, rasa sakit sedikit tapi terus-menerus pada rahang, punggung, leher dan pundak - Infeksi berintensitas rendah: pilek, dsb. - Migrain - Denyut jantung dengan kecepatan yang tidak wajar, rasa sakit pada dada, tekanan darah tinggi - Ketidakseimbangan ginjal, menahan air - Gangguan pernapasan, pendek napas - Alergi - Sakit pada persendian - Mulut dan tenggorokan kering - Serangan jantung - Melemahnya sistem kekebalan - Pengecilan di bagian otak - Perasaan bersalah dan hilangnya percaya diri - Bingung, ketidakmampuan menganalisa secara benar, kemampuan berpikir yang rendah, daya ingat yang lemah - Rasa putus asa yang besar, meyakini bahwa segalanya berlangsung buruk - Kesulitan melakukan gerak atau diam, memukul-mukul dengan irama tetap - Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau kesulitan melakukannya - Mudah tersinggung dan sangat peka - Bersikap yang tidak sesuai dengan akal sehat - Perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan - Kehilangan atau peningkatan nafsu

Senin, 19 Maret 2012

HOMEOSTASIS

Homoestasis adalah Suatu kaedaan tetap yang mempertahankan kondisi fisik dan kimia yang relatif konstan dalam lingkungan sel organisme menurut batas-batas fisiologi. -Makhluk hidup terdiri dari berjuta-juta sel yang terorganisasi menjadi jaringan,organ,dan sistem. -kondisi didalam tubuh akan berubah secara konstan sebagai respon terhadap perubahan situasi tertentu. -Untuk menjaga kondisi tubuh tetap konstan,akan melibatkan kerja sama dari beberapa bagian tubuh yang terlibat. MEKANISME HOMEOSTASIS -Tubuh dilindungi oleh suatu mekanisme”mekanisme umpan-balik [feedback machanisme]” -komponenn mekanisme: -set point,nilai fisiologis normal -sensor[penerima],mendeteksi suatu penyimpangan -pusat pengendali,menerima informasi dari berbagai sensor. -efektor.menjalankan respon. Gangguan homeostasis PENYEBAB GANGGUAN HOMEOSTASIS: ~Defisiense ~Toxisitas Pengaruh external ~nutrisi ~toksis dan anergen: ~psikis/mental ~physical ~ginetic/reproduktive ~obat-obatan FUNGSI SISTEM TUBUH DALAM HOMEOSTASIS Homeostasis melibatkan fungsi sistem tubih dan bekerja dan saling mempengaruhi: 1.sistem kesarafan 2.sistem endokrin 3.sistem integumen 4.sistem tulang[skeletal] 5.sistem otot 6.sistem cardiofaskuler 7.sistem limfatik 8.sistem imun dan hematologi 9.sistem pernafasa 10.sistem pencernaan[ digestif] 11.sistem perkemihan[urogenetal] 12.sistem reproduksi PENGUKURAN DAN SATUAN ~KONSEP DAN JENIS PENGUKURAN *Pengukuran adalah mencari korelasi atau interprestasi dan seiring diadakan perbandingan prediksi teoritis *Jelas,benar dan dapat diinterprestasikan sama oleh semua petugas kesehatan *Dilakukan terus menerus sesuai dengan perkembangan pasien PROSES PENGUKURAN -Tanpa pengulangan -pengulangan -analog/kontinyu[dibuat grafik *DIPERHATIKAN -ketelitian [accuracy] -kebenaran [precision] FALSE POSITIF DAN FALSE NEGATIF *False positif:hasik pengukuran dinyatakan bahwa seorang menderita suatu penyakit tetapi sebenarnya tidak. *False negatif:sebaliknya *Penyebab -Alat -Teknik penguuran -Interprestasi CARA MENGURANGI FALSE *Cara pengukuransesuai prtotab/sop *Pengulangan *Alat-alat dipercaya *Kaliberasi alat JENIS PENGUKURAN : 1.Pengukuran kualitatif -Didasarkan atas pengamatan vusual,tidak memakai angka,dan subyektif. 2.Pengukuran semi kualitatif -data kualitatif diuantitatifkan dengan nilai numerik 3.Pengukuran kuantitatif -Menggunakan angka untuk meyatakan hasil pengukuran. PENCATATAN NILAI NUMERIK *Nilai kurang dari satu,tanda koma harus didahului dengan angka nol -0,5 bukan ,5 *Dibelakang koma lebih dari dua angka,maka harus dibulatkan. -0,678 = o,68 *Angka-angka yang sangat besar atau sangat kecil menggunakan andeks sama dengan perkalian 10. -100 = 10 -0,01 =10 Satuan pengukuran *SI [system internasional] *Non SI [tradisional] *Turunan SI *Jika berhadapan dengan perkalian dan pembagian satuan SI harus menggunakan awalan.

TBC kelenjar

Penyakit tuberculosis selama ini lebih dikenal sebagai penyakit TBC. Ada sebagian masyarakat kita mengenal penyakit TBC ini sebagai penyakit flek pada paru-paru. Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara pemasok penderita TBC terbesar di dunia setelah China dan India. Penyakit TBC yang selama ini dikenal, selalu dihubungkan dengan organ paru-paru. "Jika disebut seseorang menderita TBC langsung terpikir di kepala kita kalau yang terkena adalah paru-parunya. Walaupun pada kenyataannya penyakit ini ternyata dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia bukan saja paru-paru," tulis Dr. Ari Fahrial Syam Spesialis Penyakit Dalam Gastroentero-Hepatologis di RSCM dalam penjelasannya di milis Wartawan Kesehatan, Minggu (30/5). Terkait dengan hal itu, dikenal istilah TBC ekstra paru. Beberapa penyakit TBC ekstra paru yang dapat ditemukan antara lain TBC kelenjar,TBC usus, TBC kulit, Meningitis TB, TBC ginjal, TBC hati. "Yang jelas penyakit TBC ini bisa menyerang organ tubuh selain paru," terang Dr. Ari. TBC kelenjar terutama ditemukan di sekitar leher, berupa pembesaran kelenjar getah bening. Jika sampai pecah dan menembus kulit disebut sklofuloderma. "Pasien dengan pembesaran kelenjar getah bening memang harus kita duga TBC kelenjar sebagai penyebabnya. Mengingat angka kejadian TBC yang masih tinggi di masyarakat kita," lanjutnya. Jika dokter menduga ada TBC kelenjar, lanjut Dr Ari, maka pemeriksaan ke arah TBC paru harus dilakukan seperti foto thorax dan pemeriksaan Montoux. Pemeriksaan lab seperti LED perlu dilakukan. Jika pemeriksaan paru tidak ditemukan kemungkinan TBC, maka pemeriksaan histopatologi dari jaringan kelenjar getah bening yang diambil secara biopsi dapat memastikan penyakit TBC kelenjar jika ditemukan gambaran histologi sesuai penyakit TBC. Adanya gejala umum selain adanya pembesaran kelenjar getah bening juga mesti dievaluasi. Secara umum gejala awal penyakit ini tidak spesifik, yaitu adanya demam yang tidak terlalu tinggi (biasanya kurang dari 38 derajat Celcius), keringat pada malam hari, rasa tidak enak badan dan berat badan turun. Empat gejala utama ini kadang tidak diperhatikan pada awalnya oleh pasien yang mengalami penyakit ini. "Pasien biasanya hanya menganggap keluhan-keluhan ini hanya kelelahan biasa saja dan umumnya mereka mencoba untuk mengatasi sendiri dengan menggunakan obat-obat yang dibeli di warung atau dengan mengonsumsi suplemen-suplemen baik yang berbentuk cair maupun kapsul," imbuh Dr. Ari. Biasanya keadaan membaik sesaat dan pasien merasa tetap letih dan badan cepat terasa lelah dan tidak merasa enak badan. Bagaimana mengobatinya? Penyakit ini dapat disembuhkan dan pengobatannya membutuhkan waktu yang panjang. Pasien yang sudah dipastikan menderita sakit TBC minimal harus minum obat selama 6 bulan. Menurut Dr. Ari, pada pasien TB ekstra paru seperti TBC kelenjar pengobatan bisa lebih lama. Pada 2 bulan pertama pada umumnya pasien yang menderita TBC harus minum obat minimal sebanyak 4 macam obat antara lain yang sering digunakan sebagai pengobatan pertama yaitu rifampisin, isoniasid (INH), pirazinamid dan ethambutol. "Terus terang kita tidak bisa lari dari kenyataan bahwa minum obat dengan berbagai macam dan jangka waktu yang panjang membuat kepatuhan seseorang akan berkurang," ujarnya. Selain itu obat TBC yang berbagai macam ini kadang kala menimbulkan efek samping pada pasien yang mengonsumsi obat tersebut. Kepatuhan dan keinginan untuk sembuh adalah syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menderita TBC. Oleh karena itu bagi penderita TBC ada 2 hal yang selalu diperhatikan, yaitu kesembuhan diri sendiri dan tidak menularkan kepada orang lain. Saat ini bagi masyarakat tidak mampu disediakan obat anti TBC gratis yang disediakan di puskesmas kelurahan dan kecamatan. "Yang terpenting adalah segera mendeteksi anggota keluarga yang mempunyai gejala-gejala terinfeksi TBC dan segera membawa ke puskesmas untuk dievaluasi lebih lanjut dan jika terbukti menderita TBC masuk dalam program pengobatan TBC yang saat ini diberikan cuma-cuma," lanjut Dr. Ari. Selain pengobatan dengan berbagai obat pasien yang mengalami menderita TBC juga harus terus menerus memperhatikan makanannya, misalnya dengan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi.

SERING BUANG AIR KECIL BERBAHAYAKAH BAGI TUBUH KITA??

sering buang air kecil atau yang lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah beser harus diwaspadai karena bisa memicu penyakit lainnya.

Dalam istilah kedokteran, sering buang air kecil lebih dikenal dengan overactive bladder (OAB). Berdasar definisi dari International Continence Society (ICS) tahun 2002, overactive bladder (OAB) diartikan sebagai kumpulan gejala: urgensi, dengan atau tanpa inkontinensia urgensi, biasanya disertai dengan frekuensi dan nokturia.

“Beser bisa dikatakan dengan kencing berkalikali lebih dari 8x/hari, atau 1 kali/ 4 jam, selain itu juga si penderita sangat ingin berkemih,” tutur Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri FKUI/RSCM, Dr Siti Setiati, SpPD K-Ger.

Penyakit ini lebih sering menimpa perempuan. Berdasarkan studi Asia Pacific Continence Advisory Board (APCAB) di negara-negara Asia, setidaknya 53 persen wanita di Asia terkena gejala overactive bladder. “Sekarang OAB tidak hanya dialami perempuan lanjut usia, tetapi juga pada perempuan di usia produktif (25-30 tahun),” ucap dokter yang biasa berpraktik di Nusantara Medical Center, Gedung Granadi, Kuningan.

Setiati mengatakan, ada beberapa gejala terjadinya OAB. Jika gejala tersebut muncul, akan menimbulkan permasalahan baru, yakni masalah psikologis. Artinya, seseorang yang menderita OAB menyebabkan tidak bisa ke mana-mana (sulit untuk bepergian), rasa malu, hilang rasa percaya diri, depresi, merasa menjadi beban, gangguan aktivitas fisik dan pekerjaan, interaksi sosial, gangguan pada pola tidur, hingga masalah seksual seperti menghindari hubungan seksual.
Tentu saja, semuanya akan mengurangi kualitas hidup seseorang. “Tidak nyaman, bau tak sedap, kulit lecet, jatuh, insomnia (tidur terganggu) dan dehidrasi, merupakan akibat yang ditimbulkan pada penderita OAB,” ungkap Setiati yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Spesialis Penyakit Dalam FKUI.
Ada tiga gejala penting yang harus diperhatikan ketika mendiagnosis OAB yaitu urgensi, frekuensi, dan nokturia. Urgensi yaitu gejala keinginan tiba-tiba yang kuat untuk berkemih dan sulit ditahan, dengan atau tanpa inkontinens (mengompol) atau kesulitan menahan buang air kecil dan biasanya diakhiri dengan mengompol atau urge incontinence. Frekuensi, yakni keluhan dari pasien di mana berkemih terlalu sering dalam satu hari (sama dengan poliuri), berdasarkan data dari ICS, frekuensi pada OAB didefinisikan sebagai sering berkemih sebanyak lebih dari 8 kali per hari (24 jam).

Sedangkan nokturia, yaitu keluhan berkemih pada malam hari atau terbangun pada malam hari untuk berkemih lebih dari 1 kali dalam 1 malam. “Tidak normalnya buang air kecil pada seseorang adalah apabila dia sudah melakukannya sebanyak 2 jam 1 kali tanpa bisa ditahan,” ungkap Setiati yang juga menjabat sebagai wakil Pemimpin Redaksi majalah kedokteran Acta Medica Indonesia (IJIM).

Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab penyakit ini, namun para ahli yang tergabung dengan Perkina (Perkumpulan Kontinensia Indonesia) menemukan adanya kontraksi yang berlebihan pada otot kandung kemih, yang menyebabkan sensasi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.

“Faktor pemicu sering buang air kecil adalah karena adanya kesadaran turun, infeksi saluran kemih, obat-obatan (diuretik), gangguan jiwa (depresi), sulit bergerak (tidak bisa mencapai toilet), sembelit, dan karena faktor minuman (air gula, kopi),” ucap Setiati yang menjabat sebagai Seksi Ilmiah Perkina Pusat).

Sehubungan dengan penyebab timbulnya OAB, dokter ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pluit, Dr Med. Benny Santosa, Sp PD, mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan penyakit ini timbul adalah karena penyakit diabetes pada seseorang. “Diabetes adalah penyakit yang bisa mengganggu fungsi syaraf, otot, dan sebagainya,” ucapnya.

Untuk pengobatan dan pencegahan, bisa dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan pemberian obat kolinergik. Obat ini dapat membantu untuk mengontrol keinginan buang air dengan mengurangi kontraksi otot di dinding kandung kemih. Obat ini dapat meningkatkan kapasitas penampungan urine/air kencing pada kandung kemih dan bisa menunda keinginan buang air kecil.
Penyebab Sering Buang Air Kecil (Kencing)
?Buang air kecil atau kencing adalah cara tubuh membuang limbah. Limbah ini dilepaskan dari metabolisme sel-sel, masuk ke dalam darah dan akhirnya disaring oleh ginjal dari aliran darah untuk dibuang lewat urin. Jika seseorang tidak bisa buang air kecil maka dia akan sakit karena keracunan tubuh. Buang air kecil sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan.

Setiap orang memiliki frekuensi buang uang air kecil yang berbeda- beda. Beberapa orang hanya buang air kecil 2 sampai 3 kali per hari, sementara ada orang yang sampai 10 kali ke toilet untuk buang air setiap hari. Tidak ada patokan berapa sebenarnya frekuensi yang normal. Wanita lebih sering pergi ke toilet daripada pria. Hal ini berkaitan dengan volume kandung kemih, yang lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Pria memakan waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang buang air kecil. Banyak-sedikitnya Anda minum, cuaca udara, dan faktor lain juga berpengaruh pada frekuensi kencing.

Namun, bila Anda buang air kecil jauh lebih sering dari biasanya maka hal itu dapat menunjukkan adanya masalah atau gangguan dalam tubuh. Kemungkinan penyebabnya antara lain:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK adalah penyebab utama peningkatan frekuensi buang air kecil.
2. Diabetes. Sering buang air kecil sering merupakan gejala awal dari diabetes saat tubuh mencoba untuk membersihkan diri dari glukosa yang tidak digunakan melalui urin.
3. Prostatitis akut. Prostatitis akut adalah pembengkakan dan iritasi kelenjar prostat yang berlangsung cepat. Prostatitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar prostat yang menyebabkan dinding kandung kemih menjadi sensitif. Kandung kemih mulai berkontraksi bahkan ketika masih memiliki sejumlah kecil urin.
4. Menstruasi. Hormon dalam tubuh perempuan berubah terus sepanjang bulan. Tepat sebelum menstruasi biasanya kelembaban wanita meningkat. Dalam beberapa hari menstruasi, kelembaban ekstra itu meninggalkan tubuh sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
5. Kehamilan. Pada minggu-minggu awal kehamilan rahim mengalami perkembangan sehingga menekan kandung kemih, menyebabkan sering buang air kecil.
6. Sistitis interstisial. Radang dinding kandung kemih kronis yang tidak diketahui penyebabnya ini ditandai dengan nyeri di daerah kandung kemih dan panggul. Gejala utama sistitis adalah dorongan kuat untuk buang air kecil, setiap kalinya hanya mengeluarkan sejumlah kecil urin (Jawa: anyang-anyangen).
7. Kafein. Kafein menghambat kerja hormon antidiuretik (ADH). Hormon itu memastikan bahwa tidak terlalu banyak air dalam urin. Hambatan terhadap ADH membuat produksi air urin meningkat. Disarankan bahwa untuk setiap cangkir kopi Anda meminum segelas air putih untuk mengisi kekurangan tersebut.
8. Obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat membuat Anda lebih sering pipis untuk sementara dan kembali normal setelah Anda berhenti minum obat.
9. Stroke atau penyakit neurologis lainnya. Kerusakan saraf yang mengendalikan kandung kemih dapat menyebabkan masalah fungsi kandung kemih, termasuk dorongan untuk buang air kecil yang terlalu sering dan tiba-tiba.
10. Kandung kemih terlalu aktif. Beberapa orang sering buang air kecil terutama di malam hari. Gejala ini disebut nokturia dan biasanya mempengaruhi orang berusia lebih dari 50 tahun, ibu hamil, pria dengan kanker prostat dan gagal jantung. Normalnya, produksi urin di malam hari berkurang sehingga Anda dapat tidur dengan damai. Dalam kasus nokturia, produksi urin tetap besar sehingga mengakibatkan sering buang air kecil. (Sumber: majalah kesehatan&lifestyle)